Jumat, 18 Februari 2011

Cinta Sejati : Yellow Ribbon

Pada tahun 1971 surat kabar New York Post menulis kisah nyata tentang seorang pria yang hidup di sebuah kota kecil di White-Oak, Georgia, Amerika. Pria ini menikahi seorang wanita yang cantik dan baik, sayangnya dia tak pernah menghargai istrinya. Dia tidak menjadi seorang suami dan ayah yang baik. Dia sering pulang malam-malam dalam keadaan mabuk, lalu memukuli anak dan isterinya.


Satu malam dia memutuskan untuk mengadu nasib ke kota besar, New York. Dia mencuri uang tabungan isterinya, lalu dia menuju ke utara, ke kota besar, ke kehidupan yang baru. Bersama-sama beberapa temannya dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa saat dia menikmati hidupnya. Sex, gambling, drug. Dia menikmati semua.

Bulan berlalu. Tahun berlalu. Bisnisnya gagal dan ia mulai kekurangan uang. Lalu ia mulai terlibat dalam perbuatan kriminal. Ia menulis cek palsu dan menggunakannya untuk menipu orang. Akhirnya pada suatu saat naas, dia tertangkap. Polisi menjebloskannya ke dalam penjara. Dan pengadilan menghukum dia tiga tahun penjara.

Menjelang akhir masa penjaranya, dia mulai merindukan rumahnya. Dia merindukan istrinya. Dia rindu keluarganya. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada istrinya, untuk menceritakan betapa menyesalnya dia. Bahwa dia masih mencintai isteri dan anak-anaknya.

Dia berharap dia masih boleh kembali. Namun dia juga mengerti bahwa mungkin sekarang sudah terlambat, oleh karena itu ia mengakhiri suratnya dengan menulis :

“Sayang, engkau tidak perlu menuggu aku …
Namun jika engkau masih ada perasaan padaku, maukah kau nyatakan ? Jika kau masih mau aku kembali padamu, ikatlah sehelai pita kuning bagiku, pada satu-satunya pohon beringin yang berada di pusat kota.

Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, tidak apa-apa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis, dan akan terus menuju Miami. Dan aku berjanji aku tidak akan pernah mengganggu engkau dan anak-anak seumur hidupku.”


Akhirnya hari pelepasannya tiba. Dia sangat gelisah. Dia tidak menerima suarat balasan dari istrinya. Dia tidak tahu apakah istrinya menerima suratnya atau sekalipun dia membaca suratnya, apakah dia mau mengampuninya?

Dia naik bis menuju Miami, Florida, yang melewati kampung halamannya, White Oak. Dia sangat sangat gugup. Seisi bis mendengar ceritanyadan mereka meminta kepada supir bis itu, “Tolong, pas lewat White Oak, jalan pelan-pelan. Kita mesti lihat apa yang terjadi.”

Hatinya berdebar –debar saat bis mendekati pusat kota White Oak. Dia tidak berani mengangkat mengangkat kepalanya. Keringat dingin mengucur deras. Akhirnya dia melihat pohon itu.

Air mata menetes di matanya. Dia tidak melihat sehelai pita kuning. Tidak ada sehelai pita kuning. Tidak ada sehelai. Melainkan ada ratusan helai pita-pita kuning bergantungan di pohon beringin itu.Seluruh pohon itu dipenuhi pita kuning.

Sang sopir langsung menelpon surat kabar dan menceritakan kisah ini.

Kisah nyata ini menjadi lagu hits nomor satu pada tahun 1973 di Amerika. Seorang penulis lagu menuliskan kisah ini menjadi lagu. “Tie a Yellow Ribbon Around the Old Oak Tree”, dan ketika album ini diliris pada bulan Februari 1973, langsung menjadi hits pada bulan April 1973.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar